Nggak terasa sekarang genap 7 hari meninggal'nya kakek'ku,, rasa sedih kadang masih menyelimuti hati'ku.. ..Pie mau gimana lagi,, biar'pun aku tangisi kakek ga akan kembali lagi. Bapak dan ibu'ku bilang kita arus ikhlas dan sabar menghadapi cobaan ini, mungkin memang sudah takdir'nya kakek cukup sampai disini, lebih baik kita do'akan saja supaya amal ibadah kakek diterima di'sisi-Nya.
Tanggal 6 April kemarin adik'ku berulang tahun yang ke-12, aku berencana untuk pulang tanggal 8 april karna aku sudah 2 minggu nggak pulang kerumah,, maklumlah sekolah'ku kan di situbondo,, sedangkan rumah'ku di perbatasan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi. Jadi di situbondo ini aku kos .. karna banyak tugas menjelang ulangan tengah semester dan arus mengikuti latian PPST untuk lomba di Surabaya tanggal 24 mei mendatang. Tanggal 6 april aku menelpon ke rumah untuk memberi selamat pada adik'ku, dan bilang kau aku mau pulang ahri jum'at, aku'pun tak lupa menanyakan kabar ibu, bapak dan kakek'ku, serta keluarga di'sana, adik'ku menjawab semua baik-baik saja. Tanggal 7 pagi sekitar jam 6 aku menelpon ke rumah lagi, entah kenapa perasaan'ku ga enak, namun kata adik'ku, 'semua baik-baik saja' jadi akupun memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Semua kelas XI SMK Negeri 1 Panji masuk Jam 12.45 kecuali hari jum'at yaitu jam 13.15. Kurang lebih jam setengah 8 aku sudah ada d'sekolah karna harus membantu lifta adik kelas'ku untuk membuat power point untuk presentasi Adiwiyata. kemudian kira-kira jam 09.15 Hp'ku berbunyi, ternyata itu telpon dari mbak'ku, aku mengangkat'nya dengan tenang., namun ternyata tangisan dan berita duka tentang kematian kakek'ku jam 09.00 yang disampaikan mbak'ku pada'ku. Mbak'ku bilang,' Aku disuruh pulang ma ibu dan bapak sehubungan dengan hal tersebut". Dengan setengah percaya dan nggak percaya aku berlari menuju pintu gerbang sekolah, disana aku bertemu pak Adit yang merupakan guru produktif dan sekaligus wali kelas. Jadi aku langsung meminta izin untuk pulang yang dan tidak mengikuti pelajaran hari itu, pak Adit'pun mengizinkan dan mengingatkanku untuk menyuruh yuni membuatkan surat untuk'ku. Ketika aku berjalan menuju kosan aku bertemu dengan Wijaya teman sekelas'ku. Aku meminta tolong pada'nya untuk mengantarkan'ku ke terminal dan menceritakan musibah yang menimpa keluarga'ku pada'nya, lalu ia mengiya'kan permintaan'ku. Sampai di'kosan aku air mata'ku tak dapat ku tahan ... tak terasa mengalir begitu saja,, tanya teman-teman kosan'ku terlontar tanpa henti, namun tak ku hiraukan....hanya ku jawab dengan tangis,, mereka mencoba menenangkan'ku, ketika aku sudah lebih tenang akupun menceritakan kabar duka dari keluarga'ku itu. Setelah menaruh buku, aku langsung berangkat ke terminal diantar oleh wijaya.
Sampai di terminal aku langsung naik ke sebuah bus kecil jurusan banyuwangi, namun bus'nya nggak jalan-jalan rek,, air mata'ku yang nggak berhenti menetes membuat orang-orang yang melihat'ku bertanya-tanya, namun itu semua tak aku hiraukan, yang ada dalam pikiran'ku hanya ingin segera pulang kerumah dan melihat jasad kakek'ku untuk terakhir kali'nya.. ..maklum,, dari kecil aku tinggal bersama bapak, ibu, mas, adek dan kakek'ku. Apalagi aku tak sempat meminta maaf pada'nya. Aku merasa sedih sekali....sekitar 15 menit aku menunggu di terminal bus'nya akhir'nya berangkat juga. namun sampai di Sukorejo bus yang aku tumpangi tiba-tiba ban'nya kempes, dan arus diganti. Nunggu lagi.............hemmmmmm aku pengen pulang............. dalam hati'ku,, namun apa boleh buat,, ku tetap arus menunggu.........
15 menit kemudian bus yang aku tumpangi siap untuk meneruskan perjalanan, alhamdulillah dalam hati'ku,dengan shalawat dan tangis menaik'ki bus dan berharap cepat smpai....berapa menit kemudian....akhir'nya aku sampai di mbatangan, aku menelpon ke no. mbak'ku agar di jemput. Dan tak lama aku menunggu mbak'ku datang juga. sampai dirumah aku turun dari sepeda motor dan melihat sepeda para tetangga'ku yang melayat, dan ketike memasuki ruang tamu, aku melihat jasad kakek'ku sudah terbujur kaku di atas sebuah meja panjang dan diselimuti jarek, air mata'ku pun menetes lagi, lalu aku dipeluk oleh bapak. bapak menyuh'ku untuk berhenti menangis dan berganti baju.dengan mengusap air mata'ku aku menuju kamar dan berganti baju.
Tak berapa lama setelah aku berganti baju bapak, pak de, dan keluarga yang lain menyiapkan untuk memandikan jasad kakek'ku. aku'pun ikut memandikan jasad kakek'ku. lalu stelah itu jasad kakek'ku di kafani, aku dan adik'ku hanya bisa menatap dengan pasrah saat itu. tak ada tasa takut, yang ada hanya sedih namun arus tetap tegar. apalagi ketika melihat jenasah kakek'ku di bawa
ke pemakaman. Sedih banget ... apalagi aku kan nggak boleh ikut ke kuburan,, aku cuma bisa do'ain semoa dosa-dosa kakek di'ampuni oleh Allah SWT. dan semoga amal ibadah kakek di'terima di'sisi-Nya.... .
Amin
Always smile and spirit friend's .... :)